“Enggak (mencukupi alat dignosis), tenaga yang kita tambahkan. Begitu yang spesialis terlambat kita melakukan nusantara sehat. Jadi kita tambah spesialis agar di daerah bisa menghindarkan kematian,” kata Terawan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
Dia juga mengklaim semenjak menurunkan lebih banyak petugas kesehatan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) kasus meninggal dunia akibat DBD pun berkurang.
“Tapi minggu sudah mulai bekurang bangsal-bangsalnya pasiennya dan ini akan kita lakukan di semua daerah,” ungkap Terawan.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Sikka, NTT menyatakan kasus DBD di sana merupakan kasus terparah sepanjang sejarah kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah di daerah tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengatakan, KLB DBD sudah pernah terjadi sebanyak empat kali, termasuk yang terjadi pada tahun ini.
Pasien DBD di NTT yang Meninggal Bertambah
Tinggalkan komentar